Kamis, 27 Februari 2014

Biopori di Lingkungan Sekolah

Semangat ingin mencoba

Beberapa tahun yang lalu, saya pertama kali mendengar kata biopori dari orangtua siswa. Ia adalah figur yang sangat peduli dengan lingkungan. Kami sempat mendiskusikan panjang lebar mengenai biopori ini. Belum terbayang untuk membuat. Apalagi mengajak siswa ikut serta dalam pelaksanaannya.

Ketika walikota yang baru diangkat di kota Bandung menyerukan untuk membuat sejuta biopori, ada semangat muncul kembali. Semangat kebersamaan, semangat ingin turut serta menjaga lingkungan. Semangat ingin melibatkan siswa dalam melaksanakannya. Namun pelaksanaannya tidak semudah yang diinginkan. Tetap ada prosedur yang harus dijalani dulu sebelum "action".

Mungkin Tuhan tidak pernah diam jika hambanya ingin turut menjaga bumi. Tiba-tiba sekolah memutuskan mengikuti program Sekolah Adiwiyata. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian serta pemeliharaan alam tiba-tiba boleh bahkan harus dilaksanakan. Termasuk salah satunya membuat biopori di lingkungan sekolah.

Pertama-tama, kami menyepakati di area mana saja biopori akan dibuat.  Kemudian para guru mencoba membuat terlebih dahulu. Kemudian kami mengajak para siswa untuk membuatnya. setiap kelas memiliki lubang biopori.  Siswa mengetahui lubang biopori yang mana saja milik kelas mereka.
Perempuan bisa kok bikin biopori
Ibu Guru membimbing dengan senang hati

Pak Guru mengajari dengan sabar



Diluar dugaan, ternyata para siswa sangat antusias. Mereka menunggu giliran dengan sabar. Kemudian, yang telah selesai pun mau membantu adik kelasnya yang tenaganya masih terbatas. Seru rasanya ketika anak-anak terlibat langsung. Semoga hal ini menjadi kenangan yang dapat mereka ingat terus. Semoga mereka bisa tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang dapat menghargai dan menjaga lingkungan sekitar. Menjadi khalifah yang amanah. Aamiin









Rabu, 26 Februari 2014

Mari Menjaga Lingkungan Sekitar Kita


Kurikulum 2013 ini memang menjadi tantangan tersendiri. Kami guru-guru harus pandai-pandai mengemas tema. Mengapa harus di kemas? Tentunya supaya tetap bermakna baik buat siswa, guru dan juga sekolah.

Tema "Lingkungan Sekitar" ini sangat tepat digunakan untuk memberikan pengalaman langsung pada siswa. Siswa merasakan dan mengalami lansung bagaimana menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Mulanya siswa diajak berkeliling lingkungan sekolah, melihat lingkungan sebelah mana yang sudah bersih dan yang mana yang masih kotor.

 Menilai kebersihan lingkungan sekolah 

Berkeliling lingkungan sekolah

Kemudian siswa diajak melihat sampah apa saja yang banyak terdapat di sekolah.Ternyata yang banyak ditemukan siswa adalah sampah organik. Daun yang jatuh dari pohon yang banyak terlihat mengotori halaman belakang dan juga halaman parkir bagian depan sekolah.

Setelah itu, siswa diajak berdiskusi. Apa saja yang bisa dilakukan siswa untuk turut menjaga lingkungan sekolah. Mereka sepakat untuk ikut membersikan lingkungan sekolah. Dengan berbekal sapu lidi, sapu plastik, pengki, kemoceng, lap kain dan juga lap kanebo. Para siswa kelas satu ini turut berusaha membersihkan sekolah.  Mereka membersihkan sekolah dengan penuh semangat.
Semangatnya para pejuang kebersihan ini
Bersama-sama membersihkan jendela kelas

Bersama-sama membersihakan meja kantin    


Semoga pembelajaran di tema ini,  membuat siswa menjadi lebih peduli dengan kebersihan lingkungan di manapun mereka berada. Aamiin