Selasa, 22 Juli 2014

Selamat Datang Tahun Ajaran Baru

Waaah sudah memulai tahun ajaran baru lagi nih. Tahun ajaran 2014-2015. Tahun ini ada yang berbeda. Ada banyak perubahan. Berdoa semoga tahun ini membawa banyak kebaikan dan keberkahan bagi semua.

Tahun ini seperti biasa ada penyambutan pada siswa-siswi yang baru bergabung. Seru sekali....


Siswa-siswi yang baru masuk diperkenalkan pada seluruh jajaran yang ada di sekolah. Mulai dari direktur sekolah hingga para satpam serta kru sekolah.

Selain itu juga semua posisi guru diumumkan pada anak-anak. Sehingga mereka akan tahu betul siapa yang akan mendampingi mereka sepanjang tahun ini.

Tahun ini aku mengajar di kelas 2. Setelah beberapa tahun jaga gerbang, sekarang mulai naik kelas. Mengikuti anak-anak tahun lalu.



Positifnya aku sudah mengenal karakter mereka. Mereka juga sudah paham dengan kebiasaanku. Semoga tahun ini jika dilalui dengan menyenangkan dan berkesan.

Pasti tidak akan mudah. Aku tidak akan minta yang mudah, aku hanya akan minta Tuhan memampukan aku menjalankan semua tugas, kewajiban serta tanggung jawabku. Semoga diberikan kesehatan, keikhlasan hati, dan rasa bahagia selama menjalankannya. Semoga bisa mewarnai hidup anak-anak dan membekali mereka hal yang kelak akan membawa manfaat baik bagi diriku khususnya dan juga bagi mereka. Aamiin..

Minggu, 11 Mei 2014

Hijaulah Sekolahku GagasCeria


Rasanya  masih saja sekolah ini kurang hijau. Tapi di mana yaa menanamnya? Lahannya udah ga ada. Eh kan bisa bikin  taman yang pake rak itu.. Apa ya namanya? Vertical garden??  Oya.. yuk berburu tanamannya..

 Sekarang weekend.. waktu untuk keluarga sebetulnya. Tetapi beberapa teman menggunakan waktunya untuk berburu tanaman. Minggu pagi berburu tanaman sambil menghirup segarnya udara pegunungan. Makasih ya teman-teman.
 Siapa yang menanam? kita libatkan saja seluruh komponen sekolah. Guru dan siswa mari bersinergi.
 Kelas berapa saja yang dilibatkan?  Semua dong... Waah kelas 1  bisakah memindahkan tanaman ke pot?  Eh ternyata bisa tuh.. dibimbing bu guru semua jadi terampil memindahkan tanaman. Mengisinya dengan tanah dan jadi deh...
 Apa mereka ga takut kotor?? Iiih ternyata ga tuh.. anak-anak kelas 2 semangat mengisi pot dengan tanah dan sekam, lalu memindah tanamannya.
 Campurkan dulu tanah dan sekamnya.. ayo kelas 3 campur sampai rata.

Laki-laki dan perempuan kelas 1-6, semua sama semangatnya.., seperti apa ya taman kami jadinyaa??
Sabar yaa... Kami susun dulu pot-potnya.. nanti kami bagi lagi ceritanya..
Sekian dulu untuk saat ini  yaaa

Jumat, 09 Mei 2014

Bandung BerAksi

Pertama kali mengenal Tunas Integritas adalah dari pustakawati kami yang baru pulang pelatihan dengan KPK. Beruntung juga aku rajin nyambangi Elmuloka, perpustakaan di sekolah kami yang memang sangat lengkap. Setiap ada buku bagus pasti bu Karin ngasih info. Termasuk ketika beliau baru mendapatkan paket buku Tunas Integritas.

Aku pastinya langsung tertarik. Membacanya langsung tertarik, karena walaupun itu buku terbitan KPK tapi ga ada kosakata Korupsi di dalamnya.

Cerita yang disajikan sangat dekat dengan keseharian anak. Tidak ada kesan menggurui, namun semua mengajarkan tentang perilaku baik. Berani, jujur dan hebat itu jargon yang diusung.

Keinginan untuk membacakan di kelas semakin kuat. Semakin senang ketika bisa menggali nilai-nilai yang dipilih siswa dari setiap cerita yang dibacakan. Menyenangkan ketika kita mengetahui, siswa ternyata bisa mengambil intisari dari cerita yang dibacakan. Bisa memilah mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.




Ketika bu Karin kembali mengajak untuk melakukan sharing dengan guru-guru PAUD mengenai implementasi buku Tunas Integritas, saya sih mau saja. Kamipun berbagi cerita mengenai apa yang sudah kami lakukan di sekolah kami.



Tapi ternyata, keinginan untuk berbagi itu membuka pintu lain yang membuat kami bisa berbagi dengan lebih banyak lagi orang di luar sana. Bisa ikut peduli untuk membangun tunas-tunas dengan integritas yang tinggi.

Impian kami, kelak ketika generasi anak-anak kami yang sekarang masih balita ini dewasa. jika sejak kecil mereka dipaparkan cerita-cerita tentang kebajikan. Insya Allah nilai-nilai kebaikan itu tertanam dalam diri mereka. Sehingga ketika mereka dewasa, jangankan untuk korupsi semoga kepikiranpun tidak. Aamiin..

Mengapa saya mau berpayah-payah, ikut kegiatan yang ga ada profitnya? Ya untuk saat ini sifatnya sukarela. Tetapi, saya senang bisa berkontibusi aktif dalam memutus generasi korup. Saya senang bisa menanamkan sedikit kebiasaan baik. Menyebarkan benih-benih integritas dalam jiwa anak bangsa. Tahun 2045 merekalah yang akan menjadi pemimpin. Semoga mereka bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang hebat. Pemimpin yang jujur berani dan hebat semoga bisa membawa Indonesa menjadi bangsa yang maju dan bersih.

Komunitas ini membuat saya merasa lebih bermakna. Tidak semata-mata membawa nama sekolah, tapi ada kepuasaan lain pada diri saya. Mengenal beragam orang, berjuang dengan keahliannya masing-masing. Berjuang dengan apa yang bisa dilakukan, tanpa mengharap imbalan apapun. Menunjukkan kepedulian mereka dan mereka mau beraksi. Itu sangat menyenangkan.

Bandung BerAksi ( Bandung Bercerita Anti Korupsi) akan terus didengungkan. Balita kita, anak Sekolah Dasar, PAUD, TK semua bergerak memutus rantai korupsi dengan mengajarkan nilai-nilai disiplin, jujur, berani, kerja keras, hidup sederhana, tanggung jawab, kerjasama, mandiri, peduli dan adil.

Bayangkan kelak akan ada pemimpin dengan memiliki 9 nilai diatas, menjadi pribadi dengan integritas tinggi. Subhanallah, Insha Allah Indonesia menjadi negara besar, makmur dan sejahtera,
Aamiin.


Rabu, 12 Maret 2014

Kebun Sekolah di SD GagasCeria Bandung

Berkebun? Di sekolah? Mana sempat....

Kenapa tidak? Di sekolah belajar tentang tumbuhan kan? Perlu melakukan pengamatan kan? Terkadang perlu sesuatu yang bisa digunakan untuk mengobati siswa kan? Nah....

Itu cukup menjadi alasan untuk membuat kebun sekolah. Lahan terbatas, bisa disiasati. Yang terpenting adalah niat. Pot dari kaleng bekas pun jadi. Tanaman yang ditanam tidak perlu yang aneh-aneh atau mahal.  Sesuatu yang sederhana, dekat dengan kehidupan kita dan bermanfaat tentunya.
 

Siapa yang menanam? Semua komponen sekolah bisa... Mulai dari staf, guru, murid bahkan kepala sekolah bisa terlibat. Kapan? Kapan saja bisa, saat istirahat anak main. Saat pertemuan rutin guru. Saat ingin lepas dari rutin, refreshing dengan mengurus sesuatu yang hijau-hijau tampaknya akan menjadi hal yang menarik.


Lahan termanfaatkan, mempunyai kebun yang hijau dan bermanfaat. Serta membangun budaya warga sekolah untuk mencintai lingkungan. Tampaknya cukup menjadi alasan untuk membuat kebun sekolah. Oyaa jadi memiliki labolatorium alam dimana kita perlu tak perlu susah mencari.

Mari berkebun...

 






Kamis, 27 Februari 2014

Biopori di Lingkungan Sekolah

Semangat ingin mencoba

Beberapa tahun yang lalu, saya pertama kali mendengar kata biopori dari orangtua siswa. Ia adalah figur yang sangat peduli dengan lingkungan. Kami sempat mendiskusikan panjang lebar mengenai biopori ini. Belum terbayang untuk membuat. Apalagi mengajak siswa ikut serta dalam pelaksanaannya.

Ketika walikota yang baru diangkat di kota Bandung menyerukan untuk membuat sejuta biopori, ada semangat muncul kembali. Semangat kebersamaan, semangat ingin turut serta menjaga lingkungan. Semangat ingin melibatkan siswa dalam melaksanakannya. Namun pelaksanaannya tidak semudah yang diinginkan. Tetap ada prosedur yang harus dijalani dulu sebelum "action".

Mungkin Tuhan tidak pernah diam jika hambanya ingin turut menjaga bumi. Tiba-tiba sekolah memutuskan mengikuti program Sekolah Adiwiyata. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian serta pemeliharaan alam tiba-tiba boleh bahkan harus dilaksanakan. Termasuk salah satunya membuat biopori di lingkungan sekolah.

Pertama-tama, kami menyepakati di area mana saja biopori akan dibuat.  Kemudian para guru mencoba membuat terlebih dahulu. Kemudian kami mengajak para siswa untuk membuatnya. setiap kelas memiliki lubang biopori.  Siswa mengetahui lubang biopori yang mana saja milik kelas mereka.
Perempuan bisa kok bikin biopori
Ibu Guru membimbing dengan senang hati

Pak Guru mengajari dengan sabar



Diluar dugaan, ternyata para siswa sangat antusias. Mereka menunggu giliran dengan sabar. Kemudian, yang telah selesai pun mau membantu adik kelasnya yang tenaganya masih terbatas. Seru rasanya ketika anak-anak terlibat langsung. Semoga hal ini menjadi kenangan yang dapat mereka ingat terus. Semoga mereka bisa tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang dapat menghargai dan menjaga lingkungan sekitar. Menjadi khalifah yang amanah. Aamiin









Rabu, 26 Februari 2014

Mari Menjaga Lingkungan Sekitar Kita


Kurikulum 2013 ini memang menjadi tantangan tersendiri. Kami guru-guru harus pandai-pandai mengemas tema. Mengapa harus di kemas? Tentunya supaya tetap bermakna baik buat siswa, guru dan juga sekolah.

Tema "Lingkungan Sekitar" ini sangat tepat digunakan untuk memberikan pengalaman langsung pada siswa. Siswa merasakan dan mengalami lansung bagaimana menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Mulanya siswa diajak berkeliling lingkungan sekolah, melihat lingkungan sebelah mana yang sudah bersih dan yang mana yang masih kotor.

 Menilai kebersihan lingkungan sekolah 

Berkeliling lingkungan sekolah

Kemudian siswa diajak melihat sampah apa saja yang banyak terdapat di sekolah.Ternyata yang banyak ditemukan siswa adalah sampah organik. Daun yang jatuh dari pohon yang banyak terlihat mengotori halaman belakang dan juga halaman parkir bagian depan sekolah.

Setelah itu, siswa diajak berdiskusi. Apa saja yang bisa dilakukan siswa untuk turut menjaga lingkungan sekolah. Mereka sepakat untuk ikut membersikan lingkungan sekolah. Dengan berbekal sapu lidi, sapu plastik, pengki, kemoceng, lap kain dan juga lap kanebo. Para siswa kelas satu ini turut berusaha membersihkan sekolah.  Mereka membersihkan sekolah dengan penuh semangat.
Semangatnya para pejuang kebersihan ini
Bersama-sama membersihkan jendela kelas

Bersama-sama membersihakan meja kantin    


Semoga pembelajaran di tema ini,  membuat siswa menjadi lebih peduli dengan kebersihan lingkungan di manapun mereka berada. Aamiin