Dalam sebuah sesi pelatihan, disebutkan bahwa sikap yang reaktif terhadap suatu masalah itu dapat menjadi penghambat komunikasi.
Dalam sebuah pelatihan juga disampaikan jauh lebih baik bila kita bersikap proaktif daripada reaktif.
Berbicara dengan seorang sahabat mengenai sebuah kondisi. Dimana ia merasa sedang disalahkan terus oleh lingkungan. Sedih sekali saat melihat seorang dewasa merasa tidak kompeten, karena pengaruh ucapan orang lain.
Jadi teringat ketika kita di kelas menghadapi anak. Betapa ia bisa "mengecil" ataupun "melejit" hanya dari komentar yang diucapkan oleh seorang guru. Jadi teringat juga betapa Rasulullah wanti-wanti agar kita menjaga lisan. Betapa lisan yang terucap dapat membuka pintu syurga sekaligus bisa menjadikan kita terperosok pada dosa yang tak terampuni. Naudzubillah..
Sahabatku bercerita, betapa ia merasa kontribusi aktifnya terasa tidak dinilai dan tidak terasa oleh lingkungan terdekatnya. Sedih sekali ketika ia menyatakan mengapa hanya kesalahannya terus yang terlihat. Sementara upaya dia sama sekali tidak ada yang menghargai.
Sesungguhnya, menurutku sahabatku itu adalah orang yang cerdas. Kalah pengalaman, memang betul. Tetapi bukankah kita juga tidak langsung jadi pandai. Perlu melakukan berulang-ulang hingga kita bisa melakukan sesuatu dengan mudah. Perlu jam terbang, perlu pengalaman.
Sungguh tidak bijak, bila kita berfokus pada kesalahan. Ingat lagi pada kebutuhan dasar manusia. Rasa aman, dicintai, diterima, dihargai. Dewasa maupun anak-anak mereka adalah manusia. Sama-sama ingin merasa aman dalam suatu komunitas. Ingin upayanya dihargai. Ga perlulah sampai dicintai, setidaknya rasa diterimanya terpenuhi.
Bijaksana tidak hanya sebatas pada ucapan. Memberikan kesempatan, bersabar menunggu, memberi masukan dengan cara yang baik. Komunikasi yang baik saat menyampaikan masukan, kekecewaan dan juga mengemukakan kesalahan. Tidak langsung menuduh, menghakimi dan menyalahkan. Seperti yang dikatakan Bunda Teresa, jika kita menuduh atau menyalahkan orang lain, maka kita tidak akan sempat untuk mencintai orang itu.
Please be wise, don't let the tears drop anymore