Generasi Penerus Bangsa
Miris rasanya saat mahkamah tertinggi tergoda dengan materi. Apa kabar integritas, apakah kau masih ada di hati dan pikiran?
Walau hati galau, mengajar tetap jalan terus. Tetap harus senang dan bahagia. Kebetulan kesempatan yang hanya 1 jp bersama anak-anak itu, terasa sangat bermakna. Kami mengisi 35 menit yang kami punya untuk berlatih bernyanyi sesuai dengan irama. Setelah itu kami berlatih menyanyikan satu lagu wajib nasional. Nah saat itulah, kami berdiskusi mengenai makna lagu. Kami berdiskusi mengapa kami harus belajar menyanyikan lagu wajib nasional.
Saya berkesempatan untuk menyampaikan, bahwa mau dilahirkan dimana kita itu ga bisa kita pilih. Kita dilahirkan di Indonesia, orang lain ada yang di Jepang, Belanda, Malaysia dan lain-lain itu juga bukan pilihan mereka. Itu terkait dengan kuasa Tuhan, dengan takdir yang harus kita jalani. Bila sekarang anak-anak kurang bangga karena Indonesia kalah keren dari negara-negara yang pernah mereka kunjungi. Anak-anak masih punya kesempatan yang sangat besar untuk membuat Indonesia menjadi negara yang hebat.
Curahan hati pada anak kelas satu SD ini ternyata memberi dampak. Saya melihat binar di mata mereka. Sekaligus menemukan harapan, mereka akan jauh lebih baik. Akan dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik. Dengan rasa cinta yang mereka punya. Integritas tinggi semoga tertanam di hati mereka semua. Serta selalu berusaha mengerjakan sesuatu dengan kualitas yang baik.
Akhir pertemuan, saya sempat bertanya kembali, siapa yang cinta Indonesia? Kini semua tangan terangkat ke atas. Begitu pula ketika saya bertanya, siapa yang bangga menjadi bangsa Indonesia? Semua serempak menjawab SAYA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar